Kebutuhan ikan lele di kota Banda Aceh perhari mencapai 1 ton untuk memenuhi kebutuhan warung dan restauran yang ada di Kota Banda Aceh, namun jumlah itu belum mampu dipenuhi oleh petani lele di kota Banda Aceh dan sekitarnya.
Kepala Dinas Kelautan, perikanan dan pertanian Kota Banda Aceh Bakhtiar mengatakan untuk memenuhi kebutuhan lele di kota Banda Aceh, pengusaha terpaksa harus mengimpor dari Medan, Sumatera Utara. Oleh sebab itu pihaknya mengharapkan dan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan-lahan tidur untuk memelihara lele, karena pasarnya cukup menjanjikan.
Baktiar menyebutkan tingginya permintaan ikan lele disebabkan oleh adanya perubahan pola makan wara kota Banda Aceh. Selain itu menurutnya ikan air tawar beberapa keunggulan, selain potensi gizinya yang sama dengan ikan di air laut, ikan air tawar juga tidak alergi.
“Kalau dulu orang kita tidak suka dengan ikan air tawar, tapi sekarang mulai dicari, karena banyak hal, antara lain ikan air tawar ini tidak alergi, sehingga kebutuhan lele sampai 1 ton perhari”ujarnya.
Bakhtiar menambahkan di kota Banda Aceh sentral lele antara lain terdapat di kecamatan Ulee Kareng, kecamatan Meuraksa, Kuta Alam dan Jaya Baru.
Bakhtiar menjelaskan harga lele ditingkat petani dijual pada kisaran harga Rp. 16 ribu sampai dengan Rp. 17 ribu perkilogram, harga tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Sementara itu terkait produksi ikan air tawar dan payau di kota Banda Aceh, Bakhtiar menjelaskan untuk Ikan lele produksi hingga triwulan ke II tahun 2013 mencapai 53 ton, kemudian ikan Nila 8 ton, bandeng 91 ton dan udang 35 ton.
“Kalau gurami kita belum ada data, karena memang gurami tidak terlalu banyak, mengingat bibitnya agak mahal”lanjutnya.
sumber : http://portal.radioantero.com/index.php?option=com_content&view=article&id=1877:kebutuhan-lele-di-banda-aceh-capai-1-ton-perhari&catid=46:ap&Itemid=82